Jumat, 12 Juni 2009

KELOMPOK
BERNU
DIYAH PURNAMASARI
ANGGA FRADIANSYAH
M.ERVIN

POTRET KOMPETENSI GURU IPA DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) UNTUK PEMBELAJARAN DI TINGKAT SMA JAKARTA PUSAT
Oleh:

Rahmah Kurniawaty,S.Kom.,S.S.,M.T
Rusva.R,S.Kom.,M.Pd

1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini dilatar belakangi oleh keluarnya Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yaitu Standar kompetensi guru Paud/TK/RA, guru kelasSD/MI, dan guru mata pelajaran SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK pada kompetensi paedagogik yaitu agar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran yang diampu dan pada kompetensi profesional yaitu agar memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
Untuk menindak lanjuti pemanfataan teknologi informasi dan komunikasi demi kepentingan pembelajaran pada kompetensi paedagogik dan pengembangan diri pada kompetensi profesional guru ini, kami sebagai peneliti ingin mengetahui sejauh mana hal tersebut telah diterapkan pada mata pelajaran yang diteliti dan apakah telah menggunakkan TIK sebagai media. Harapan kami, hasil penelitian ini akan berguna bagi para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan program-program yang harus diberikan sehubungan dengan TIK bagi para guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di DKI Jakarta yang juga akan berimbas secara nasional.
b. Pembatasan Masalah
Sejauh mana kompetensi profesional guru IPA dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran untuk tingkat SMA.
c. Perumusan Masalah
Adakah Kompetensi Profesional Guru IPA dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di SMA Negeri wilayah Jakarta Pusat.
d. Manfaat Penelitian
Memberikan gambaran mengenai kompetensi guru SMA dalam menggunakan TIK dalam proses pembelajaran sehingga dapat dilakukan treatment-treatment yang dianggap perlu oleh pengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas guru-guru SMA di wilayah DKI Jakarta.

2. KAJIAN TEORI
a. Kompetensi Profesional Guru
Kompetensi profesional guru adalah ilmu yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Kompetensi profesional guru tersebut diantaranya adalah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri dalam hal ini adalah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri demi kepentingan pembelajaran yang diampu.
b. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
Teknologi informasi dan komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan komputer dan peralatannya, baik software maupun hardware serta perlengkapan komunikasi pembuatan komponen- komponennya, dan jasa dalam arti yang luas yaitu kegiatan terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan transfer informasi antar media.
c. TIK Sebagai Alat Bantu Pembelajaran
TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, antara lain kategori pertama sebagai alat bantu guru yaitu sebagai media animasi peristiwa, alat uji siswa, referensi ajar, evaluasi kinerja siswa, alat simulasi kasus, alat peraga visual dan alat komunikasi antar guru. Kategori kedua adalah sebagai alat bantu interaksi guru-siswa, yaitu sebagai alat komunikasi guru dengan siswa, untuk kolaborasi kelompok studi dan sebagai alat bagi manajemen kelas terpadu. Kategori ketiga adalah sebagai alat bantu siswa itu sendiri pada proses pembelajaran melalui buku interaktif, alat belajar mandiri, latihan soal, media ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa dan sebagai media komunikasi antar siswa.

3. METODOLOGI PENELITIAN
a. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana kompetensi profesional guru-guru SMA di wilayah DKI Jakarta dalam pemanfaatan TIK sebagai obyek, alat maupun media dalam proses pembelajaran.
b. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA yang berada di wilayah Jakarta Pusat, dari 13 SMA Negeri yang ada di sana sebagai responden diambil sebanyak 6 SMA. SMA negeri yang menjadi responden adalah SMAN 30, SMAN 5, SMAN 4, SMAN 77, SMAN 27 dan SMAN 1. Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2008.
c. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode deskriptif. Data dan informasi yang diolah dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuisioner
d. Unit Analisis
Unit analisis dilakukan pada instrumen terhadap guru IPA itu sendiri yang mana instrumen ini mempunyai 2 bentuk yaitu bentuk tertutup dan jawaban pendek. Selain instrumen pada guru IPA diberikan juga instrumen pada kepala sekolah, dan tata usaha yaitu instrument mengenai SDM dan infrastruktur dari sekolah tersebut.
e. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Potret Kompetensi Guru IPA untuk Pemanfaatan
TIK dalam Pembelajaran.
Instrumen yang diberikan pada guru IPA tediri dari dua instrumen yaitu instrumen dengan jawaban tertutup dan instrumen dengan jawaban terbuka.
2. Instrumen Kebijakan Pengembangan TIK untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan
Instrumen ini diberikan kepada kepala sekolah. Alasan mengapa kepala sekolah juga dimasukkan ke dalam responden adalah karena kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah akan mempengaruhi proses pembelajaran guru di kelas, terutama kebijakan yang mendukung kearah implementasi teknologi informasi dalam pembelajaran. Instrumen ini merupakan instrumen penunjang, agar data dari kompetensi profesional guru IPA dapat menjadi lebih mendukung.
3. Instrumen Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Untuk Mengelola Manajemen Sekolah
Untuk hal tersebut kami memberikan instrumen kepada tata usaha sekolah berupa instrumen terbuka.
f. Teknik Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini data diperoleh dengan memberikan instrument kompetensi profesional guru kepada guru IPA sebagai data utama. Sebagai data penunjang diperoleh dengan memberikan instrumen kepada kepala sekolah dan tata usaha sekolah.
g. Teknik Analisis Data
Analisis data dimulai dengan analisis statistik deskriptif untuk kompetensi profesional guru IPA dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Analisis deskriptif dilakukan guna penyajian distribusi frekuensi, rata-rata (mean), frekuensi terbanyak (modus), nilai tengah (median), simpangan baku dan varians dari tiap variabel. Penyajian data ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Untuk mendapatkan skor dari instrumen tipe A menggunakan perhitungan statistik deskriptif yang berguna untuk melihat rerata (mean), nilai tengah (Median), nilai yang sering muncul (Modus), Simpangan baku (Standar deviasi), varians dan distribusi frekuensi, kemudian disajikan dalam grafik histogram.
B. Instrumen Data Utama
a. Instrumen Potret Kompetensi Guru IPA dalam
Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran / Instrumen tipe A
Berdasarkan Penelitian diperoleh data kompetensi guru IPA dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran adalah sebanyak 49,0% masih berada dibawah rata-rata, sebanyak 20,8% berada pada interval rata-rata dan sebanyak 29,2% berada diatas nilai rata-rata.
b. Instrumen terbuka / tipe B
Pada instrumen ini didapatkan data bahwa untuk meningkatkan kompetensi profesional guru IPA dalam pembelajaran dilakukan dengan dikirimnya guru-guru tersebut untuk diklat dan workshop yang diadakan oleh berbagai institusi, baik institusi pemerintahan maupun swasta. Pembekalan yang diberikan pada guru-guru tersebut sangat mendukung untuk meningkatnya kompetensi professional guru IPA dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.
c. Instrumen Data Penunjang
a. Instrumen Kebijakan Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Dari Penelitian dilapangan didapatkan frekuensi kebijakan pemanfaatan TIK untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah sebanyak 22,2% masih berada dibawah rata-rata, sebanyak 50% berada pada interval rata-rata dan sebanyak 27.9% berada diatas nilai rata-rata.
Instrumen Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Untuk Mengelola Manajemen Sekolah.
Untuk melengkapi Penelitian sekolah yang menjadi responden, kami sebagai peneliti memberikan instrumen tentang profil sekolah tersebut pada tata usaha sekolah. Hasilnya adalah dari sebanyak 376 orang guru sekolah yang menjadi responden terdapat 335 orang atau 89.10% sudah mampu menggunakan komputer, ini adalah untuk melihat sejauhmana dukungan dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
d. Instrumen Infrastruktur Sekolah
Untuk lebih lengkapnya data Penelitian ini kami juga mengidentifikasi sarana dan prasarana yang mendukung jalannya TIK pada tiap sekolah responden. Jumlah seluruh fasilitas yang tersedia adalah sebanyak 46 fasilitas, yang dapat diakses di sekolah terdapat sebanyak 37 atau 75.5 % fasilitas. Sisanya yaitu sebanyak 9 atau 18.37 fasilitas tidak tesedia dan tidak bisa diakses. Kondisi fasilitas tersebut sebanyak 29 atau 70.7% dalam keadaan baik, 8 atau 19.5% cukup baik dan 4 atau 9.76% kurang baik.

5. KESIMPULAN
Secara keseluruhan para guru IPA sudah pernah mengikuti pelatihan komputer dan internet, namun hanya sebagian kecil dari guru-guru tersebut yang telah mengikuti pelatihan untuk membuat media pembelajaran berbasis TIK, sehingga implementasi di kelas pun hanya sebatas menggunakan software pembelajaran yang sudah jadi saja semisal "pesona fisika". Hal tersebut mengakibatkan kreatifitas guru dalam pembelajaran berbasis menjadi terbatas. Pelatihan dalam penggunaan peralatan TIK, dapat menjadikan guru IPA lebih profesional dalam pemanfaatan peralatan tersebut, namun tanpa didukung oleh pelatihan pembuatan media pembelajaran yang cukup kreatifitas dalam menyajikan materi pembelajaran akan terhambat. Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari hasil Penelitian tersebut dapat disarankan sebagai berikut :
Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan pengembangan TIK di sekolah diharapkan mendukung berbagai kegiatan baik yang berbasis TIK maupun tidak sebab hal ini akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah tersebut. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan laboratorium komputer dan peralatan elektronik lainnya yang berhubungan TIK, dengan mengirimkan para guru untuk mengikuti pelatihan pelatihan pembuatan media pembelajaran yang berbasis TIK secara berkala.
Sumber : http://www.lpmpdki.web.id/pdf/nia%20-%20rusva.pdf.
METODE DESKRIPTIF
Rancangan penelitian deskriptif pada dasarnya bertujuan untuk memberikan deskripsi dengan maksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tipe deskripsi yang dihasilkan tergantung pada banyaknya informasi yang dimiliki peneliti tentang topik sebelum proses pengumpulan data. Secara umum, biasanya rancangan deksriptif dibagi menjadi dua yaitu: rancangan eksploratori dan survei. Rancangan deskriptif yang lainnya adalah sensus atau penelitian populasi.
Ciri utama dan rancangan penelitian deskriptif tidak menyatakan adanya hubungan sebab dan akibat serta tidak terlalu kompleks, karena biasanya penelitian ditujukan untuk meneliti variabel atau populasi tunggal.

Pada artikel di atas, kalimat yang mengandung metode deskriptif adalah :
Pada bab 1 Metodologi Penelitian
Untuk menindak lanjuti pemanfataan teknologi informasi dan komunikasi demi kepentingan pembelajaran pada kompetensi paedagogik dan pengembangan diri pada kompetensi profesional guru ini, kami sebagai peneliti ingin mengetahui sejauh mana hal tersebut telah diterapkan pada mata pelajaran yang diteliti dan apakah telah menggunakkan TIK sebagai media. Harapan kami, hasil penelitian ini akan berguna bagi para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan program-program yang harus diberikan sehubungan dengan TIK bagi para guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di DKI Jakarta yang juga akan berimbas secara nasional.

Alasan :
Karena kalimat tersebut tidak menyatakan adanya hubungan sebab dan akibat serta tidak terlalu kompleks. Kalimat di atas untuk meneliti sejauh mana kompetensi profesional guru-guru SMA di wilayah DKI Jakarta dalam pemanfaatan TIK sebagai obyek, alat maupun media dalam proses pembelajaran.



1 komentar:

  1. Tipe data :
    Sekunder
    Karena pengambilan data peneliti menggunakan bentuk tabel dan grafik.
    Variable ini menggunakan Variabel Independen,
    Karena pemanfaatan TIK untuk pembelajaran TIK sangat berpengaruh agar dapat meningkatkan mutu pendidikan di DKI Jakarta yang juga berimbas secara nasional.

    BalasHapus