Selasa, 21 April 2009

DESAIN EXPLORATORI

NAMA KELOMPOK 14 :
1. INTAN ZETYARA M. 070403010024
2. LENY KARTIKA SARI 070403010010
3. HERU CAHYONO 070403020014


METODOLOGI PENELITIAN SISTEM INFORMASI:

SEBUAH GAMBARAN UMUM



1. PENDAHULUAN: LINGKUP KAJIAN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi adalah sebuah disiplin baru yang belum sepenuhnya mapan, seperti disiplin matematika atau ekonomi. Karenanya, sebelum membahas tentang metodologi penelitian sistem informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang lingkup kajian bidang sistem informasi sangat diperlukan. Pengetahuan ini akan memberikan perspektif yang lebih luas dalam memandang hubungan antara disiplin sistem informasi dengan disiplin yang lain.
Secara garis besar, lingkup penelitian sistem informasi meliputi pengembangan, penggunaan dan aplikasi sistem informasi oleh individu, organisasi dan masyarakat (Baskerville & Myers, 2002). Domain yang sangat luas ini memungkinkan adanya diskursus antara disiplin ini dengan disiplin yang lain. Bagian selanjutnya akan membahas secara garis besar diskursus yang terjadi.



1.1 Pandangan Konvensional
Pada masa perkembangan awal sistem informasi dua dekade yang lalu, pada ahli system informasi menganggap bahwa sistem informasi adalah disiplin terapan yang didasarkan pada bidang ilmu lain yang lebih fundamental dan merupakan disiplin acuan (Baskerville & Myers, 2002). Keen (1980) menyatakan bahwa sistem informasi adalah disiplin terapan yang didasarkan pada disiplin acuan (reference discipline). Karena disiplin acuan lebih matang daripada sistem
informasi, maka para peneliti sistem informasi dapat meminjam dan mempelajari teori, metode, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualias dalam bidang disiplin acuan.
Sejak saat itu, para ahli di bidang sistem informasi banyak mendiskusikan disiplin ilmu yang menjadi acuan sistem informasi. Pada awal perkembangannya, sistem informasi utamanya didasarkan pada bidang rekayasa atau teknik, ilmu komputer, teori sistem sibernetik, matematika, sains manajemen, dan teori keputusan perilaku (behavioural decision theory). Pada awalnya, pada ahli di bidang sistem informasi mempunyai latar belakang pendidikan dalam disiplin-disiplin ini. Sehingga, tidak mengherankan, jika disiplin-disiplin ini dianggap mendasari sistem informasi (Keen, 1980; Mendelson, Ariav, DeSanctis, & Moore, 1987).
Sejalan dengan perkembangan sistem informasi, disiplin acuan system informasi menjadi semakin banyak. Culnan (1987) mengklasifikasikan disiplin acuan sistem informasi ke dalam tiga kategori:
Teori fundamental (fundamental theory). Yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah ilmu sistem.
Disiplin dasar (undelying disciplines). Termasuk dalam kategori ini di antaranya adalah ilmu politik, psikologi, dan sosiologi.
Disiplin terapan yang terkait (related applied discplines). Ilmu komputer, akuntansi, keuangan, manajemen, dan sains manajemen adalah contoh disiplin yang masuk dalam kategori ini.
Menurut Baskerville dan Myers (2002), hanya sedikit ahli sistem informasi yang mempertanyakan kembali asumsi yang menyatakan bahwa sistem informasi didasarkan pada disiplin lain yang menjadi acuan dan lebih fundamental, dan sebaliknya, sistem informasi tidak mempunyai tradisi penelitian sendiri.

1.2 Kondisi Kini
Perkembangan dalam bidang penelitian sistem informasi telah menjadikannya mempunyai tradisi penelitian tersendiri Baskerville dan Myers (2002). Lee (1991) mendifinisikan lingkung kajian dan perspektif dalam penelitian sistem informasi lebih dari sekedar menguji sistem teknologi, atau sistem sosial, atau bahkan dua-duanya, tetapi penelitian dalam bidang ini juga menginvestigasi fenomena yang muncul ketika kedua sistem berinteraksi. Hal inilah yang membedakan pespektif penelitian dan lingkup kajian sistem informasi berbeda dengan disiplin lain. Davis (2000) mengidentifikasi lima bidang kajian yang berkembang dalam bidang sistem informasi. Sejalan dengan perkembangannya, bidang sistem informasi juga mempunyai banyak hal yang bisa digunakan oleh peneliti dalam disiplin lain.
Menurut Baskerville dan Myers (2002) sistem informasi tidak hanya membuat sub-disiplin baru, tetapi juga mendorong munculnya disiplin yang sama sekali baru seperti bio-informatika, bio-teknologi, dan sistem informasi geografis.
Sejalan dengan perkembangan ini, disiplin sistem informasi tidak lagi hanya sebagai disiplin pemakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian disiplin lain, tetapi disipin lain juga bisa memakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian dalam sistem informasi. Sebagai akibatnya, peneliti dalam bidang sistem informasi mempunyai peluang besar untuk melakukan penelitian bersama dengan peneliti dalam bidang-bidang yang lain.
Dalam perspektif yang berbeda, disiplin sistem informasi merupakan perkawinan antara disiplin manajemen dan teknik serta mempunyai hubungan yang erat dengan praktek di lapangan.

2.1 Kuantitatif versus Kualitatif
Secara umum, metode kuantitatif yang berasal dari ilmu-ilmu alam dikembangkan untuk mempelajari fenomena alam.
Sebaliknya, metode kualitatif awalnya dikembangkan dalam bidang ilmuilmu
sosial untuk mempelajari fenomena sosial dan budaya.

2.2 Konstruktivis
Pendekatan konstruktivis merupakan pendekatan yang belum banyak dikaji
dalam literatur sistem informasi.

3. PENUTUP
Secara umum terdapat dua metode penelitian dalam bidang system informasi, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kedua metode ini seharusnya dapat digunakan bersama-sama untuk saling menguatkan. Dalam beberapa literatiur mutakhir sistem informasi, diperkenalkan juga metode konstruktivis digunakan untuk menghasilkan konstruk, model, metode baru. Metode kontruktivis ini juga dalam bagian operasionalisasinya dapat menggunakan metode kuantitatif dan
kualitatif.

METODE DESAIN EXPLORATORI

Ciri-ciri sebuh artikel yang mengandung metode desain exploratori yaitu yang isinya mengandung :
· Bertitik tolak pada variable bukan fakta
· Mencari ide-ide atau hubungan-hubungan yang baru

Pada artikel di atas, kalimat yang mengandung metode desain exploratory adalah :
Þ Pada bab 1.1 Pandangan Konvensional
Menurut Baskerville dan Myers (2002), hanya sedikit ahli sistem informasi yang mempertanyakan kembali asumsi yang menyatakan bahwa sistem informasi didasarkan pada disiplin lain yang menjadi acuan dan lebih fundamental, dan sebaliknya, sistem informasi tidak mempunyai tradisi penelitian sendiri. Hal ini berarti, para peneliti sistem informasi meminjam dan mempelajari teori, metode, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualitas dalam disiplin lain, tetapi para peneliti disiplin lain tidak meminjam dan mempelajari metode, teori, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualitas dalam bidang sistem informasi. Dengan demikian, alir pengetahuan dan informasi hanya satu arah. Baskerville dan Myers (2002) mengandaikan disiplin sistem informasi berada dalam komponen terakhir dalam rantai makanan intelektual. Menurut mereka, pandangan konvesional ini sekarang sudah kedaluwarsa.
Þ Alasan :
Karena kalimat tersebut bertitik tolak pada variabel bukan fakta. Kalimat yang dikemukakan di atas merupakan opini dari Baskerville dan Myers.

Þ Pada bab 1.2 Kondisi Kini
Menurut Baskerville dan Myers (2002) sistem informasi tidak hanya membuat sub-disiplin baru, tetapi juga mendorong munculnya disiplin yang sama sekali baru seperti bio-informatika, bio-teknologi, dan sistem informasi geografis.
Sejalan dengan perkembangan ini, disiplin sistem informasi tidak lagi hanya sebagai disiplin pemakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian disiplin lain, tetapi disipin lain juga bisa memakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian dalam sistem informasi. Sebagai akibatnya, peneliti dalam bidang sistem informasi mempunyai peluang besar untuk melakukan penelitian bersama dengan peneliti dalam bidang-bidang yang lain.
Þ Alasan :
Karena sistem informasi mendorong munculnya ide-ide baru yaitu sub-disiplin baru, seperti bio-informatika, bio-teknologi, dan sistem informasi geografis.

1) Judul artikel : metodologi penelitian sistem informasi: sebuah gambaran umum
2) Menentukan variabel
Variabel independen : Sistem informasi (Bab 1 : Kondisi kini)
Alasan : Karena sistem informasi sebab terjadinya munculnya subdisiplin baru dan mendorong munculnya disiplin yang sama sekali baru seperti bio-informatika, bio-teknologi dan sistem geografis.
Variabel dependen : Subdisiplin baru, bio-informatika, bio-teknologi dan sistem geografis.
Alasan : karena hasil yang dipengaruhi oleh sistim informasi.
3) Menentukan type data : sekunder
karena dalam artikel tersebut terdapat tabel tema penelitian sistem informasi.

Di kutip dari http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/8/8

Download Artikel Lengkap

2 komentar:

  1. Saya setuju artikel diatas merupakan metode desain exploratori karena artikel tersebut bertitik tolak pada variabel bukan pada fakta

    BalasHapus
  2. artikel yang di buat terlalu rinci

    BalasHapus